Kamis, 06 November 2014

Perbedaan Kebudayaan Timur dan Kebudayaan Barat

Kebudayaan Barat

Kebudayaan Barat adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara mamahami ilmu pengtahuan dan filsafat. Mereka melakukan berbagai macam cara diskusi dan debat untuk menemukan atau menentukan makna seperti apa yang sebenarnyamurni /asli dari kesadaran. Mereka banyak belajar dan juga mengajar yang awalnya datang dari proses diskusi dan perdebatan yang mereka lakukan. Melalui proses belajar dan mengajar, para ahli kebudayaan barat dituntut untuk pandai dalam berceramah dan berdiskusi. Hal itu dilakukan karena pada akhirnya akan banyak yang mengikuti ajarannya.

Kebudayaan Timur

Kebudayaan Timur adalah kebudayaan yang cara pembinaan kesadarannya dengan cara melakukan berbagai macam pelatihan fisik dan mental. Pelatihan fisik dapat dicontohkan dengan cara menjaga pola makan dan minum ataupun makanan apa saja yang boleh dimakan dan minuman apa saja yang boleh di minum, karena hal tersebut dapat berpengaruh pada pertumbuhan maupun terhadap fisik. Sedangkan untuk pelatihan mental yaitu dapat berupa kegiatan yang umumnya/mayoritas dilakukan sendiri, seperti : bersemedi, bertapa, berdo’a, beribadah, dll.
Kebudayaan timur yang dimaksud disini adalah sebuah kebudayaan diluar kebudayaan orang-orang eropa barat (bangsa eropa barat dan jajahannya). Kebudayaan timur muncul sebagai pembeda dari negara-negara yang pernah dijajah oleh bangsa eropa barat. Oleh karena itu munculah sebuah istilah barat dan timur.
Di antara kedua kebudayaan tersebut, secara garis besar terdapat 17 hal pembeda dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dalam hal berikut.

1. Kemarahan
Apabila orang bule marah, kita akan dengan mudah tahu bahwa dia marah melalui bahasa tubuhnya. Namun, pada budaya Timur, kita akan susah mengetahui apakah seseorang sedang marah atau tidak. Kadang tersenyum dan tetap ramah tapi dalam hati dia dongkol setengah mati.

2. Relasi
Orang bule kebanyakan hanya menjalin hubungan dengan orang-orang tertentu. Bila butuh akan berhubungan, kalau tidak butuh ya tidak. Sedangkan orang Timur berhubungan dengan banyak orang. Semua jadi relasi. Semakin banyak relasi, diharapkan bisnisnya akan menjadi lancar.

3. Definisi Kecantikan
Di kebudayaan Timur, semakin putih wanita, semakin cantik dia. Ini bisa dilihat dari iklan-iklan skin whitener yang merajalela. Wanita-wanita yang sangat terobsesi akan kecantikan juga sangat takut terkena sinar matahari. Ia memakai baju lengan panjang atau jaket jika pergi keluar atau memakai payung. 
Bandingkan dengan di negara-negara Barat yang orangnya lebih suka dengan kulit yang agak berwarna. Bisa kita lihat di pantai-pantai di Bali, yang senang berjemur adalah turis-turis bule.

4. Hari Tua
Di negara ini, bisa kita lihat banyak kakek nenek yang sedang memomong cucunya. Orang tua anak-anak tersebut sibuk bekerja, dan yang mengasuh anak adalah kakek neneknya. Sangat menyenangkan bagi mereka untuk menghabiskan hari-hari tua dengan memomong cucu. 
Beda sekali dengan di negara Barat. Karena karakter "independence"orang bule, kebanyakan begitu pula pilihan mereka menghabiskan hari tuanya. Jarang sekali ada orang tua yang tinggal bersama dengan anaknya.

5. Di Restoran
Coba kita lihat restoran di sini, pasti ramai sekali, kan? Bahkan ada yang tertawa keras dan berisik sekali. Nah, kalau orang bule kebalikannya. Di restoran justru mereka berbisik-bisik saat bicara.

6. Saya
Orang bule selalu berpikir tentang "saya”, sementara kita selalu berpikir sebagai bagian kecil dari suatu kelompok.

7. Cara Mengatasi Masalah
Perbedaan ini yang kadang membuat orang bule yang tinggal di Asia jadi frustrasi karena cara orang Asia untuk mengatasi suatu masalah sering kali tidak fokus. Kadang malah masalah utamanya justru tidak terselesaikan. Yang penting tetap jalan walaupun masalah tidak selesai. Ini berbeda sekali dengan orang bule yang frontal dalam menyelesaikan masalah.

8. Antrean
Nah, yang ini sepertinya kita semua sudah tahu bagaimana budaya antre masyarakat kita. Berantakan sekali. Siapa cepat, dia duluan. Karena inilah, untuk lebih mengajarkan kesopanan dalam mengantre, sebelum olimpiade dilaksanakan di China, setiap bulan sekali diadakan Hari Antre Nasional.

10. Waktu Mandi
Orang bule suka mandi waktu hari panas, sementara orang kita suka mandi sebelum matahari terbit.

11. Jalan-jalan Hari Minggu
Karena individualismenya, orang bule lebih suka istirahat dengan menyendiri saja, tidak suka berada di keramaian. Kalau orang kita, waktu libur lebih suka pergi ke mal, mencari tempat-tempat yang ramai untuk berkumpul.

12. Anak-anak
Lihatlah kita. Kita akan bekerja sekuat tenaga demi anak-anak kita, demi keturunan kita. Untuk anak-anak bule, mereka dibiasakan mandiri sedari kecil. Mereka harus terbiasa sendiri dan sebisa mungkin tanpa bantuan orang tua.

13. Di Pesta
Di pesta orang bule, biasanya mereka berbincang-bincang secara terpisah. Jika berkelompok, hanya dua sampai empat orang. Di Indonesia, orang lebih suka berkumpul beramai-ramai, bahkan MC acara akan mengatur seperti itu.

14. Transportasi
Di tahun 1970-an, orang bule ke pesta sudah pakai mobil, sekarang justru mereka memilih naik sepeda karena semangat go green. Di Indonesia, dulu orang pakai sepeda karena mobil langka, sekarang Jakarta macet karena terlalu banyak mobil.

15. Bos
Di perusahaan-perusahaan Barat, bos adalah part of the team, dia bagian dari tim. Tetapi untuk perusahaan-perusahaan Asia, bos bagaikan dewa, takutnya minta ampun jika berhadapan dengan bos, sampai-sampai jika bos salah tidak ada anak buah yang berani menentang atau protes.

16. Travelling
Orang bule melakukan travelling untuk melihat pemandangan yang indah, sementara kita lebih penting foto-fotonya.

17. Makanan
Orang bule suka makanan Asia yang sehat dan penuh sayur dan rempah, sementara orang kita suka makanan yang kebarat-baratan supaya dianggap gaya dan tidak ketinggalan zaman.

Mungkin perbedaan-perbedaan di atas tidak semuanya benar dan berlaku bagi setiap orang. Yang penting, bukalah diri Anda terhadap dunia baru dan orang-orang baru. Good luck and have fun!

Sumber:
https://ryanzzeka.wordpress.com/2014/06/18/perbedaan-budaya-barat-dan-timur/
http://www.koran-jakarta.com/?8089-perbedaan+budaya+timur+dan+barat


Minggu, 26 Oktober 2014

Kebudayaan dan Kepribadian

Kebudayaan berkembang dalam suatu masyarakat,jika diumpamakan sebagai wadah, budaya merupakan isi sedangkan masyarakat sebagai wadahnya. Masyarakat terdiri dari individu-individu dengan jumlah besar dimana setiap individu memiliki corak khas yang akan membedakannya dari individu-individu yang lainnya.

A. Definisi Kebudayaan Secara etimologi

Kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, dengan kata lain kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Culture berasal dari kata latin colerayang berarti mengolah atau mengerjakan. Menurut Mac Iver culture merupakan ekspresi jiwa yang terwujud dalam cara hidup dan berfikir, pergaulan hidup, seni kesusastraan, agama, rekreasi dan hiburan.

Beberapa definisi kebudayaan menurut para ahli : 
1.) E.B. TAYLOR : "Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, moral, hukum, dan adat istiadat. "
2.) HERSKOVTAS : "Kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang diciptakan oleh manusia. "
3.) KOENTJARANINGRAT : "Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar."
4.) KI HAJAR DEWANTARA : "Kebudayaan merupakan buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat. "
5.) SELO SOEMARDJAN DAN SOELEMAN SOEMARDI : "Kebudayaan merupakan sarana hasil karya, rasa dan cipta manusia."

B. Tipe kebudayaan khusus Perkembangan

Kepribadian seorang individu akan dipengaruhi berbagai factor, diantaranya tipe kebudayaan khusus yang meliputi berikut : Kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan. Dalam masyarakat Indonesia yang majemuk, terdapat perbedaan system kekerabatan yang beragam, ada yang menggunakan system matrilineal, patrilineal, dan parental. Hal ini memengaruhi perkembangan pribadi seorang individu.
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda, masyarakat kota nampak lebih individualistis dibanding masyarakat desa dan lebih mudah menyusaikan diri dengan perubahan baru. Sedangkan masyarakat desa sulit menyesuaikan diri dengan perubahan yang baru.
Kebudayaan khusus kelas sosial, pola kehidupan golongan atas sangat berlainan dengan golongan bawah dalam hal ini dapat berupa cara berpakaian, etika, tata pergaulan, cara mengisi waktu senggang dan sebagainya.
Kebudayaan khusus atas dasar agama, agama yang berkembang dalam masyarakat Indonesia sangat beragam. Agama memiliki pengaruh besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. Terkait dengan ajaran dari setiap agama.
Kebudayaan berdasarkan profesi, pekerjaan atau profesionalitas ikut memberi pengaruh besar bagi pembentukan kepribadian seorang individu, sebagai contoh pedagang, petani, pegawai negeri, dan anggota militer memiliki kepribadian yang berlainan.

C. Sifat atau karakteristik kebudayaan

1. Abstrak , adalah kebudayaan dalam arti yang sesungguhnya, abstrak dalam kebudayaan merupakan sistem idea atau sistem gagasan yang ada didalam pikiran manusia konkret merupakan hasil dari kebudayaan. Hal tersebut dapat dilihat melalui tarian-tarian, pawai budaya, pertunjukan musik, dan pertunjukan wayang. Semua itu disebut perilaku kebudayaan. Rumah joglo, candi, masjid, keratin dan patung juga bersifat konkret dan hasil dari kebudayaan. Hal-hal itulah yang disebut benda-benda budaya.
2. Menuntun dan mengarahkan manusia, berarti kebudayaan itu dapat menjadi penuntun, pengarah, pedoman dan kadang-kadang jadi alat pemaksa bagi sikap serta perilaku masyarakat.
3. Dimiliki oleh manusia, berarti bahwa kebudayaan itu hanya dimiliki oleh manusia.
4. Dimiliki oleh masyarakat, berarti kebudayaan itu tidak dimiliki secara individu ( perseorangan ), tetapi dimiliki secara kolektif ( masyarakat ). Masyarakat adalah sekelompok orang yang memilki persamaan-persamaan tempat tinggal, bahasa dan adat istiadat.
5. Diwariskan, berarti suatu kebudayaan yang dapat diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini terjadi secara berkesinambungan.
6. Berubah, berarti kebudayaan itu dapat berubah seiring perjalanan waktu, pengaruh lingkungan, serta pengaruh masyarakat.
7. Kebudayaan bersifat integrative, dalam arti unsur kebudayaan yang satu berintegrasi dengan unsur kebudayaan lainnya sehingga terbentuk satu kesatuan yang bulat dan memiliki fungsi.
8. Kebudayaan diwujudkan dalam bentuk simbol atau lambang.

D. Hubungan Kebudayaan dan Kepribadiaan

Mengandung pengertian sebagi ciri watak yang diperlihatkan secara lahir. Konsisten dan konsekuen dalam tingkah laku sehingga tampak bahwa individu tersebut memiliki identitas yang berbeda dengan individu lainnya.Kepribadian merupakan latar belakang perilaku seseorang. Menurut THEODERE M NEWCOME menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.
Kebudayaan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku dan kepribadian seseorang terutama bagian-bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi sorang individu. Karena itu hubungan kebudayaan dan kepribadian sangat erat, hal ini nampak dari pendapat para ahli yaitu Herskovits Budaya langsung mempengaruhi perilaku dan kepribadian individu yang berada dan tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
Ralph Linton dan Kardinar Linton mengemukakan pendapat bahwa berdasarkan konsepsi psikologis kepribadian dipengaruhi adat istiadat pengasuhan anak. Pengaruh ini baru nampak sudah menginjak dewasa. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa suatu kebudayaan sering memancarkan watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak tersebut yang terlihat oleh orang asing. Watak ini dapat dilihat pada gaya tingkah laku masyarakat, kebiasaan maupun hasil karya benda mereka.

E. Wujud Kebudayaan

Kebudayaan tidak bisa dilihat atau dipegang karena berada di dalam pikiran atau kepala manusia. Oleh karena itu, kebudayaan bersifat abstrak. Akan tetapi, hasil kebudayaan dapat dilihat dan dideteksi (dipantau) dengan panca indra manusia.
Wujud kebudayaan dapat dilihat sebagai berikut: Wujud kebudayaan merupakan kesatuan ide- ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. Wujud kebudayaan merupakan kesatuan aktivitas serta tindakan berpola yang dilakukan manusia dalam suatu masyarakat tertentu. Wujud kebudayaan dapat dilihat suatu melalui benda-benda hasil karya manusia.
Ketiga wujud dari kebudayaan tersebut tidak terpisah satu dengan yang lain. Kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada perbuatan dan karya manusia. Sementara, pikiran dan ide maupun perbuatan dan karya manusia menghasilkan benda-benda yang merupakan kebudayaan fisiknya. 
Berdasarkan letak geografis, kebudayaan dapat dibagi menjadi : Kebudayaan pusat, adalah suatu kebudayaan yang menjadi rujukan dan kiblat bagi mayoritas etnis. Kebudayaan pusat memiliki pengaruh kuat terhadap masyarakat. Kebudayaan pinggiran, berarti kebudayaan tersebut berada jauh dari pusat kekuasaan kebudayaan pinggiran hidup ditengah-tengah masyarakat jelata, pengaruh kebudayaann pinggiran terhadap masyarakat relatif lebih sempit dan bersifat lokal.

F. Unsur-unsur Kebudayaan

Kebudayaan umat manusia mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal. Hal tersebut disebabkan unsur-unsur kebudayaan itu dapat ditemukan pada kebudayaan bangsa-bangsa di dunia. Dalam buku universal catagoriel of culture, koentjaraningrat mengutip pendapat C. Kluckhohn, bahwa di dunia ini terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal
1. Sistem religi, yang meliputi system kepercayaan, system nilai, pandangan hidup, komunikasi keagamaan, atau upacara keagamaan.
2. System kemasyarakatan dan organisasi sosial, yang mencakup kekerabatan, asosiasi (perkumpulan), system kenegaraan, dan perilaku antar sesama manusia. 
3. Sistem pengetahuan, yang meliputi pengetahuan tentang flora dan fauna, waktu, ruang, bilangan, tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia. 
4. Bahasa, yang berbentuk lisan ataupun tulisan 
5. Kesenian, yang meliputi seni patung / pahat, relief, lukis dan gambar, seni rias, vocal music, bangunan, kesustraan atau drama.
6. Sistem mata pencaharian hidup (system ekonomi) yang meliputi berburu, mengumpulkan makanan, bercocok tanam.
7. Sistem teknologi, antara lain produksi, distribusi, transportasi, peralatan komunikasi, peralatan konsumsi dalam bentuk wadah, pakaian, perhiasan, tempat berlindung (perumahan atau senjata ).

G. Komponen Kebudayaan

Tiap-tiap unsur kebudayaan universal itu menjelma dalam ketiga wujud kebudayaan, yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak. Berdasarkan wujudnya itu, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
Kebudayaan Material Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkrit. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang di hasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. 
Kebudayaan Nonmaterial Sosiologi cenderung memusatkan perhatian pada kebudayaan nonmaterial, yaitu ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi kegenerasi. Inilah denyut nadi kehidupan sosial.

H. Kebudayaan dan Pengaruhnya Terhadap Kepribadian

Budaya mempengaruhi perilaku dan kepribadian individu secara langsung karena individu tinggal dalam lingkungan masyarakat yang memiliki kebudayaan itu.
Ciri-ciri dan unsur kepribadian seorang individu dewasa sebenarnya sudah tertanam kedalam jiwa seorang anak sejak awal, yaitu pada masa kanak- kanak melalui proses sosialisasi.
Pembentukan watak banyak dipengaruhi oleh pengalamanya sebagai anak-anak yang berada dalam asuhan orang-orang terdekat di lingkungannya, juga oleh cara-cara dia diajari makan, bermain, disiplin dan cara bergaul.
Kepribadaan umum adalah pola-pola kebudayaan sendiri yang tidak dimiliki oleh masyarakat lainnya, yang berlainan dari satu masyarakat dengan masyarakat lainnya.
Kepribadian dasar adalah kepribadian yang mendapat pengaruh lingkungan kebudayaan setempat yang sama selama masa pertumbuhannya. Suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas yang tampak dari luar yang terlihat oleh orang asing seperti terlihat pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kegemaran-kegemaran mereka, dan berbagai benda hasil karya mereka.


Sumber :


Jumat, 24 Oktober 2014

Pertumbuhan Penduduk

Nama : Farand Austen Mahesa
Kelas  : 1IA14
NPM  : 53414941 

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. Pengertian lainnya adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.

Nilai Pertumbuhan Penduduk
Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode. Ini dapat dituliskan dalam rumus:  



Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan:




A. Laju Pertumbuhan Penduduk Eksponensial

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu setiap tahunnya. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.
Laju pertumbuhan penduduk eksponensial menggunakan asumsi bahwa pertumbuhan penduduk berlangsung terus-menerus akibat adanya kelahiran dan kematian di setiap waktu.
Rumus laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah sebagai berikut.
atau


Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk pada tahun t
Po = Jumlah penduduk pada tahun dasar
t =  jangka waktu
r =  laju pertumbuhan penduduk
e = bilangan eksponensial  yang besarnya 2,718281828
Jika nilai r > 0, artinya terjadi pertumbuhan penduduk yang positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya
.
B. Laju Pertumbuhan Penduduk Geometrik
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu. Kegunaannya adalah memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di masa yang akan datang.
Laju pertumbuhan penduduk geometrik menggunakan asumsi bahwa laju pertumbuhan penduduk sama setiap tahunnya.
Rumus laju pertumbuhan penduduk geometrik adalah sebagai berikut.



 atau
 



Keterangan:
Pt = jumlah penduduk pada tahun t
Po = jumlah penduduk pada tahun dasar
t =  jangka waktu
r =  laju pertumbuhan penduduk

Jika nilai r > 0, artinya pertumbuhan penduduk positif atau terjadi penambahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r < 0, artinya pertumbuhan penduduk negatif atau terjadi pengurangan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. Jika r = 0, artinya tidak terjadi perubahan jumlah penduduk dari tahun sebelumnya. 


Pertumbuhan Penduduk dan Masalahnya
Di era globalisasi seperti sekarang ini, banyak sekali masalah –masalah yang muncul di bebagai bidang. telebih dinegara – negara berkembang, banyak sekali masalah yang datang sili berganti. Begitu pula dengan negara kita indonesia, masalah dari berbagai bidang datang sseakan tidak ada habisnya, baik dari bidang pulitik maupun social.
Pada umumnya, masalah yang dialami negara berkembang seperti kita adalah masalah pertumbuhan penduduk yang berlebih. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali tentu akan menimbulkan banyak pengaruh dlam kehidupan. Akibat yang ditimbulkan tentu akan mengganggu dan menimbulkan masalah di berbagai bidang.

Indonesia termasuk negara yang memiliki penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk Indonesia sejak lama diketahui berada di posisi 4 dunia dan 3 Asia. Tertinggi adalah China (1,3 miliar) , dilanjutkan oleh India (1,14 miliar) dan Amerika (303 juta). Juni 2008 tercatat penduduk Indonesia berjumlah 237,5 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk di kisaran 1,2 atau 1,3%. Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia untuk membenahi fasilitas publiknya. Diperkirakan penduduk Indonesia akan berjumlah 337 juta jiwa di tahun 2050. Laju pertumbuhan penduduk seperti ini diperkirakan akan menyebabkan daya dukung lingkungan tidak seimbang.


Problem yang akan dihadapi akibat meningkatnya pertambahan penduduk adalah pangan, energi, dan papan. Dari sisi kebutuhan pangan, setiap kenaikan jumlah penduduk akan menaikkan pula ketersediaan pangan. Begitu juga energy, pertumbuhan penduduk akan menyedot energy besar, sementara ketersediaan energi makin menipis. Tak terkecuali masalah papan atau perumahan yang harus disediakan dalam jumlah besar. Masalah ini tentunya akan berujung pada naiknya tingkat pengangguran, kemiskinan, angka kriminalitas, dll.

Sebenarnya banyak sebab sehingga masalah ini bisa kian membesar. Faktor utama dari pertumbuhan penduduk yang tinggi adalah karena tidak ada komitmen pemerintah untuk membatasi pertumbuhan penduduk. Program Keluarga Berencana (KB) yang pada periode 1970 sampai akhir 1990-an berhasil mengerem pertumbuhan penduduk, tidak dilanjutkan. Pemerintah sama sekali tidak peduli pada pertumbuhan penduduk.
Sebenarnya banyak cara untuk mengatasi masalah ini. seperti transmigrasi, kembali menggalakkan program Keluarga Berencana (KB), meningkatkan standar pndidikan bangsa, serta melakukan pengawasan-pengawasan terkait masalah ini. Pemerintah harus tanggap terhadap masalah ini. Masalah kependudukan tak boleh diremehkan. Pertumbuhan penduduk penting, tetapi dibatasi. Kita perlu sadar bahwa daya dukung sumber daya alam terbatas, sehingga jika jumlah penduduk tidak terkendali akan menjadi problem besar di masa depan. Prinsipnya. Pertumbuhan harus dibatasi, dan setiap lapisan masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini. karena dengan pertumbuhan yang terkendali akan mempermudah pemerintah mewujudkan masyarakat yang berkualitas dan sejahtera. 

Berdasarkan pelaksanaannya/metode pencatatannya, sensus dibedakan menjadi dua, yaitu metode householder dan metode canvaser.
  1. Metode Householder : Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan diserahkan kepada penduduk atau responden, sehingga penduduk diberi daftar pertanyaan untuk diisi dan akan diambil kembali beberapa waktu kemudian. Metode semacam ini hanya dapat dilakukan pada daerah yang tingkat pendidikan penduduknya relatif tinggi, karena mereka mampu memahami dan menjawab setiap pertanyaan yang diserahkan kepada mereka. 
  2. Metode Canvaser : Pada metode ini, pengisian daftar pertanyaan tentang data kependudukan dilakukan oleh petugas sensus dengan cara mendatangi dan mewawancarai penduduk atau responden secara langsung. Petugas sensus mengajukan pertanyaan-pertanyaan sesuai daftar dan penduduk yang didatangi menjawab secara lisan sesuai dengan keadaan atau kondisi yang sebenarnya.

Adapun berdasarkan status tempat tinggal penduduknya, sensus dapat dibedakan menjadi sensus de facto dan sensus de jure. 
  1. Sensus De Facto : Pada metode ini, pencatatan dilakukan oleh petugas pada setiap orang yang ada di daerah tersebut pada saat sensus diadakan. Metode sensus ini tidak membedakan antara penduduk asli yang menetap ataupun penduduk yang hanya tinggal sementara waktu. 
  2. Sensus De Jure : Pada metode ini, pencatatan penduduk dilakukan oleh petugas hanya untuk penduduk yang secara resmi tercatat dan tinggal sebagai penduduk di daerah tersebut pada saat dilakukannya sensus, sehingga dapat dibedakan antara penduduk asli yang menetap dan penduduk yang hanya tinggal untuk sementara waktu atau yang belum terdaftar sebagai penduduk setempat.

Registrasi penduduk  yaitu pencatatan data penduduk yang dilakukan secara terus menerus di kelurahan. Misal: pencatatan peristiwa kelahiran, kematian, dan kejadian penting yang mengubah status sipil seseorang sejak lahir sampai mati.
Survai Penduduk : Pengumpulan data yang sifatnya lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan lebih mendalam. Pada umumnya survai kependudukan ini dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi kasus. ( Hasil sensus dan registrasi penduduk masih mempunyai keterbatasan karena hanya menyediakan data statistik kependudukan dan kurang memberikan informasi, tentang sifat dan perilaku penduduk tersebut. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut, maka perlu dilaksanakan survai penduduk. )

Masalah Jumlah Penduduk

A. Dinamika Penduduk 
Perubahan / pertumbuhan jumlah penduduk  dari waktu ke waktu, hal ini disebabkan karena adanya peristiwa kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. ( ketiga hal tersebut dikenal dengan istilah unsur-unsur dinamika penduduk.) Pertumbuhan penduduk secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pertumbuhan alami, pertumbuhan migrasi, dan pertumbuhan penduduk total.
  1. Pertumbuhan Penduduk Alami adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih kelahiran dan kematian. Pertumbuhan alami dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pa = L – M  ( Pa = Pertumbuhan penduduk alami L = Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian ) 
  2. Pertumbuhan Penduduk Migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih migrasi masuk dan migrasi keluar. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut ini : Pm = I – E  ( Pm= Pertumbuhan penduduk migrasi I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi ) 
  3. Pertumbuhan Penduduk Total adalah pertumbuhan penduduk yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan penduduk migrasi dapat dihitung dengan rumus berikut ini : P = (L – M) + (I – E)  ( P = Pertumbuhan penduduk total L = Jumlah kelahiran M = Jumlah kematian I = Jumlah imigrasi E = Jumlah emigrasi )

B. Tingkat kelahiran (fertilitas) adalah tingkat pertambahan jumlah anak atau tingkat kelahiran bayi pada suatu periode tertentu. Tingkat kelahiran bayi dapat dihitung dengan dua cara, yaitu:
  1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR), adalah angka kelahiran yang menunjukkan jumlah kelahiran perseribu penduduk dalam suatu periode. 
  2. Angka Kelahiran Umum (General Fertility Rate/GFR), adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang lahir dari setiap 1000 wanita pada usia reproduksi atau melahirkan yaitu pada kelompok usia 15-49 tahun.

C. Tingkat kematian (mortalitas) merupakan pengurangan jumlah penduduk pada periode tertentu yang disebabkan oleh faktor kematian. Tingkat kematian dapat diketahui melalui tiga cara, yaitu:
  1. Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR), adalah angka yang menunjukkan rata-rata kematian perseribu penduduk dalam satu tahun. 
  2. Tingkat Kematian Menurut Umur (Age Specific Death Rate/ASDR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu perseribu penduduk dalam kelompok yang sama.
  3. Tingkat Kematian Bayi (Infan Mortality Rate/IMR), adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi yang meninggal dari setiap 1000 bayi yang lahir hidup.

D. Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain. Terdiri dari :
    1.  Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi. 
  • Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah negara.
  • Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana. 
  • Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing ke negara asalnya.
    2.  Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari: 
  • Urbanisasi  yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. 
  •  Transmigrasi  yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya. 
  •  Ruralisasi  yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa.
  • Evakuasi  yaitu perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya.

Jumlah penduduk Indonesia yang semakin banyak dari tahun ke tahun tentunya menimbulkan dampak terhadap kehidupan social ekonomi Indonesia. Beberapa dampak sosial ekonomi yang ditimbulkan dari banyaknya jumlah penduduk, antara lain:
  1. Meningkatnya kebutuhan akan berbagai fasilitas sosial; 
  2. Meningkatnya persaingan dalam dunia kerja sehingga mempersempit lapangan dan peluang kerja; 
  3. Meningkatnya angka pengangguran (bagi mereka yang tidak mampu bersaing)

Adapun usaha-usaha yang dilakukan pemerintah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk antara lain meliputi hal-hal berikut ini.

  1. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan kemudahan dalam menjadi akseptor Keluarga Berencana. 
  2. Mempermudah dan meningkatkan pelayanan dalam bidang pendidikan, sehingga keinginan untuk segera menikah dapat dihambat. 
  3. Meningkatkan wajib belajar pendidikan dasar bagi masyarakat, dari 6 tahun menjadi 9 tahun.


Sumber : 



Rabu, 08 Oktober 2014

Menjelaskan Perbedaan dan Persamaan ISP dan IPS


Hubungan ISD DEngan IPS


Ilmu Sosial Dasar (ISD) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kedua-duanya mempunyai persamaan dan perbedaan.yaitu :

Adapun persamaan antara keduanya adalah :
1. Kedua-duanya merupakan bahan studi untuk kepentingan program pendidikan/pengajaran.
2. Keduanya bukan disiplin ilmu yang berdiri sendiri.
3. Keduanya mempunyai materi yang terdiri dari kenyataan sosial dan masalah sosial.


Adapun perbedaan antara keduanya adalah :
1. Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan.
2. Ilmu Sosial Dasar merupakan satu matakuliah tunggal, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (untuk sekolah lanjutan).
3. Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual.


Bahan pembelajaran ISD :
Kenyataan-kenyataan sosial yang ada dalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.
Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataankenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan sosial.
Keanekaragaman dan konsep kesatuan sosial bertolak dari kedua konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan kita sadari bahwa di dalam masyrakat selalu terdapat:
Persamaaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara individual atau kelompok atau golongan. Persamaan dan perbedaan kepentingan.

Persamaan dan perbedaan itulah yang menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik, kerja-sama, kesetiakawanan antar individu dan golongan.

Sumber :


Kamis, 02 Oktober 2014

Ruang Lingkup ISD


Ruang Lingkup Ilmu Sosial Dasar

- Bahan pelajaran Ilmu Sosial Dasar dapat dibedakan 3 golongan :

1. kenyataan-kenyataan social yang ada dala mmasyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah social tertentu.

2. konsep-konsep social atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan social dibatasi pada konsep dasar atau elemnter saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah social yang dibahas dalam Ilmu Pengetahuan Sosial

3. masalah-masalh yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan social yang antara yang satu dengan yang lainnya berbeda.


- Ilmu Sosial Dasar terdiri dari 8 Pokok Bahasan, dari kedelapan pokok bahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :

Perusahaan TIKI (Hanya Satu Titipan Kilat)

Perusahaan TIKI (Hanya Satu Titipan Kilat)      Bentuk Usaha Tiki PT. Citra Van titipan kilat (TIKI) semula dikenal dengan nam...