Dalam mengerjakan Ilmu Sosial Dasar ini saya ingin menjelasan apa itu yang dimaksud dengan komponen-komponen apa yang terdapat dalam prosa baru? Dan pengertian dari prosa fiksi dan kegunaanya. Berikut penjelasannya:
Komponen Prosa Baru
Komponen Prosa Baru
Novel Sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa italia novella yang berarti "Sebuah kisah, sepotong berita".
Biografi Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian- kejadian tersebut.
Cerpen Cerita yang berbentuk naratif. Jadi cerpen bukan argumentasi atau analisa atau deskripsi.
Drama Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
Soneta Salah satu bentuk karya sastra baru yang berasal dari Italia. Soneta masuk kedalam sastra Indonesia baru.
Biografi Kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian- kejadian tersebut.
Cerpen Cerita yang berbentuk naratif. Jadi cerpen bukan argumentasi atau analisa atau deskripsi.
Drama Salah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa yunani yang berarti "aksi", "perbuatan".
Soneta Salah satu bentuk karya sastra baru yang berasal dari Italia. Soneta masuk kedalam sastra Indonesia baru.
Nilai-Nilai
dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang
bertulang panggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau
tidak langsung membawa moral, pesam atau cerita. Dengan perkataan lain prosa
mempunyai nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain :
1. Prosa fisksi
memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenagan
yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman
sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan.
Pembaca dapat mengembangkan imajinasinya untuk mengenal daerah atau tempat yang
asing, yang belum dikunjunginya atau yang tidak mungkin dikunjungi selama
hidupnya. Pembaca juga dapat mengenal tokoh-tokoh yang aneh atau asing tingkah
lakunya atau mungkin rumit perjalanan hidupnya untuk mencapai sukses.
2. Prosa fiksi
memberikan informasi
Fiksi memberikan
sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedi. Dalam nivel sering
kita dapat belajar sesiatu uang lebih daripada sejarah atau lapiran jurnalistik
tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lalu, bahkan juga kehiduoab yang
akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa fiksi memberikan
warisan kultural
Prosa fiksi dapat
menstimulai imajinasi, dan merupakan sarana bagi peminfajan uang tak
henti-hentinya dan warisan budaya bangsa. Novel se[erti Siti Nurbaya, salah
asuhan, sengsara membawa nikmat, layar terkembang mengungkapkan impian-impian,
harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dari generasi yang terdahulu yang seharusnya
dihayati oleh generasi kini. Novel yang berlatar belakang perjuangan revolusi
seperti jalan taka da ujung, missal menggambarkan suatu tindakan heroism yang
mengagumkan dan memberikan kebanggaan, yang oleh generasi muda sekarang tidak
lagi mengalami secara fisik. Dan oleh karena mahasiswa tidak mengalami secara
fisik itulahm jiwa kepahlawanan perlu disentuh melalui hasil-hasil sastra.
4. Prosa memberikan
keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi
seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-oengalan dengan banyak
individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih
respon-respon emosional atau rangsangan aksi yang mungkin sangat berbeda darioada
aoa yang disajikan dalam kehidupan sediri.
Adanya semacam kaidah
kemungkinan yang tidak munkindalam fiksi inilah yang memungkinkan pembaca untuk
dapat memperluas dan memperdalam persepsi dan wawasannya tentang tokoh, hidup
dan kehidupan manusia. Dari banyak memperoleh pengalaman sastra, pembaca akan
terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi
kenyataan-kenyataan di luar dirinya yang mungkin sangat berlainan dari
pribadinya. Seorang dokter yang dianggap memiliki status social tinggi, tetapi
tenyata mendatangi perempuan simpanannya walaupun denga alasan-alasan
psikologis, seperti dikisahkan dalam novel belenggu, adalah cintih kemungkinan
yang tidak mungkin. Tetapi justru dari sinilah pembaca memperluas perspektifnya
tentang kehidupan manusia.
Berkenaan dengan
moral, karya sastra dapat dibagu menjadi dua; Karya sastra yang menyearakan
aspirasi jamannya, dan karya sastra yang menyuarakan gejolak jamannya. Ada juga
yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Karya sastra yang
menyuarakan aspirasi jmannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang
dikehendaki jamannya. Kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman Jepang yang
dikelompokkan ke dalam kelompok ini.
Karya sastra yang
menyuarakan jamannya, biasa tidak mengajak pembaca untuk melakukan sesuaty,
akan tetapi untuk merenung. Kedua macam karya sastra itu selalu menyampaikan
masalah. Masalah ini disampaikan dengan jalan menyajikan interaksi
tokoh-tokohnya. Masing-masing tokoh mempunyai temperamen, pendirian, dan
kemauan yang berbeda-beda. Perbedaan ini menimbulkan konflik. Konflik dapat
terjadi baik di dalam tokoh sendiri maupun diantara tokoh satu dengan lainnya.
Pengertian Prosa Fiksi
Istilah
prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga diistilahkan dengan
prosa cerita, prosa narasi, narasi atau cerita berplot. Jadi pengertian prosa
fiksi ialah kisah atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan
pemeranan latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari
hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita . rumusan yang
dipaparkan itu ialah rumusan dalam artian konvensional karena sebuah prosa
fiksi seringkali justru anti cerita dan tidak berplot. Dalam bentuk prosa fiksi
yang non konvensional itu, tujuan pengarang umumnya hanya ingin menampilkan
gagasan secara aktual lewat karya prosa yang ditampilkannya. Untuk meahaminya,
pembaca harus memilki bekal ilmu humanitas terutama psikologi dan filsafat.
Sebagi salah satu genre sastra, karya fiksi mengandung unsur-unsur meliputi (1)
pengarang atau narator, (2) isi penciptaan, (3) media penyampai isi berupa
bahasa, (4) elemen-elemen fiksional atau unsur-unsur intrinsik yang membangun
karya fiksi itu sendiri sehingga menjadi suatu wacana. Pada sisi lain, dalam
memaparkan isi tersebut, pengarang akan memaparkannya leawat (1) penjelasan
atau komentar, (2) dialog maupun monolog, (3) lewat action
Karya fiksi lebih lanjut dapat dibedakan dalam berbagai macam bentuk baik itu roman,
novel, novelet, maupun cerpen. Perbedaan berbagai macam bentuk dalam karya
fiksi itu pada dasarnya hanya terletak pada kadar panjang pendeknya isi cerita,
kompleksitas isi cerita, serta jumlah pelaku yang mendukung cerita itu sendiri.
Akan tetapi, elemen-elemen yang dikandung oleh setiap bentuk karya fiksi maupun
cara pengarang memaparkan isi ceritanya memiliki kesamaan meskipun dalam
unsur-unsur tertentu mengandung perbedaan. Oleh sebab itulah, hasil telaah
suatu roman, misalnya pemahaman ataupun keterampilan lewat telaah itu, dapat
juga diterapkan baik dalam rangka menelaah novel maupun cerpen.